KOMUNIKASI
DEFINISI
Istilah komunikasi berasal dari kata
Latin Communicare atau Communis yang berarti sama
atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain,
berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut
menjadi miliknya.
Beberapa definisi komunikasi adalah:
Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang
mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang
terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid).
Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan
penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan
pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan
dengan orang lain (Schram,W)
Komunikasi adalah penyampaian dan memahami
pesan dari satu orang kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial
(Modul PRT, Lembaga Administrasi).
TUJUAN KOMUNIKASI
Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses
komunikasi secara spesifik sebagai berikut:
Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
Mempengaruhi perilaku seseorang
Mengungkapkan perasaan
Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang
lain
Berhubungan dengan orang lain
Menyelesaian sebuah masalah
Mencapai sebuah tujuan
Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lain
PROSES KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai
komponen dasar sebagai berikut :
Pengirim pesan , penerima pesan dan pesan
Semua fungsi manajer melibatkan proses
komunikasi.
1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide
untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami
oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah
informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim
pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila
diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa :
Informasi
Ajakan
Rencana kerja
Pertanyaan dan sebagainya
2. Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau
simbol sehingga pesannya dapat dipahami
oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk
kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka
lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk,
mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
3. Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV,
radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media
ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah
penerima pesan, situasi dsb.
4. Mengartikan kode/isyarat
Setelah pesan diterima melalui indera
(telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat
mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti
/dipahaminya.
5. Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami
pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk code/isyarat
tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim
6. Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang
berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal.
Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap
sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk
mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat.
Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan
penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya
merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut
dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak
Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat
dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima
pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan
sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat
untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan
membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara
komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
7. Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses
komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi,
karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan
adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi
sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.
DASAR KOMUNIKASI
Komunikasi mempunyai dasar sebagai berikut:
Niat, Minat, Pandangan, Lekat, Libat.
Niat menyangkut :
l Apa yang akan disampaikan
l Siapa sasarannya
l Apa yang akan dicapai
l Kapan akan disampaikan
Minat, ada dua factor yang mempengaruhi yaitu:
Faktor obyektif : merupakan rangsang
yang kita terima
Faktor subyektif : merupakan faktor yang menyangkut
diri si penerima stimulus
Pandangan, merupakan makna dari informasi yang
disampaikan pada sasaran, menafsirkan informasi yang diterima tergantung
pada pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan kerangka pikir seseorang.
Lekat, merupakan informasi yang disimpan oleh si
penerima.
Libat, merupakan keterlibatan panca indera
sebanyak-banyaknya.
JENIS KOMUNIKASI
Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan
atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok
Jenis komunikasi terdiri dari:
Komunikasi verbal dengan kata-kata
Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh
1. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek
berupa ;
Vocabulary (perbendaharaan kata-kata).
Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang
tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih
efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak
terlalu cepat atau terlalu lambat.
Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan
secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan
dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional
merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia.
Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu
menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan
psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya
selingan dalam berkomunikasi.
Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif
bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya
sehingga lebih mudah dimengerti.
Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis
yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang
bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar
atau memperhatikan apa yang disampaikan.
2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa
kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi
verbal.
Yang termasuk komunikasi non verbal :
a.
Ekspresi wajah, merupakan sumber
yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi
seseorang.
b. Kontak mata,
merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata
selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan
menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan
sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada
orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
c.
Sentuhan adalah bentuk komunikasi
personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi
verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan
emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan
gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak
memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan
emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound
(Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu
ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan
komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal
lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang
sangat jelas.
f. Gerak
isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat
sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau
mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam
keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan
stress
BENTUK KOMUNIKASI
Komunikasi sebagai proses memiliki bentuk :
1. Bentuk Komunikasi berdasarkan
a. Komunikasi
langsung
Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat.
Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang
berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada
seseorang dihadapan kita.
A——–àß———–B
b. Komunikasi tidak
langsung
Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk
melipat gandakan jumlah penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untuk
menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll.
Contoh : “ Buanglah sampah pada tempatnya
2. Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya
sasaran :
a. Komunikasi
massa, yaitu komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam
jumlah yang besar, umumnya tidak dikenal.
Komunikasi masa yang baik harus :
Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit
dan tidak bertele-tele
Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami
Bentuk gambar yang baik
Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok
pendengar (radio)
b. Komunikasi kelompok
Adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang
yang umumnya dapat dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan
timbal balik.
Perawat—– ® ¬ ——Pengunjung puskesmas
c. Komunikasi
perorangan.
Adalah komunikasi dengan tatap muka dapat juga
melalui telepon.
Perawat—– ® ¬ ——Pasien
3. Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan :
Komunikasi satu arah
Pesan disampaikan oleh sumber kepada
sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan
untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio.
A
B
b. Komunikasi timbal balik.
Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran
memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan
merupakan komunikasi timbal balik
HAMBATAN KOMUNIKASI
1. Hambatan dari
Proses Komunikasi
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang
akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini
dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol
yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang
dipergunakan terlalu sulit.
Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam
penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik
sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam
menafsirkan sandi oleh si penerima
Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya
perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka
tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan
yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan
interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang
efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan
kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi
kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau
berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang
mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang
berbeda antara pengirim dan penerima pesa
Kelas dibagi menjadi empat (4) kelompok
Masing-masing kelompok memilih ketua kelompok.
Ketua kelompok menugaskan anggota kelompoknya untuk
berpasang-pasangan. Masing-masing menanyakan kepada pasangannya tentang :
–
Keluarga (anak, istri/suami dll)
–
Pendidikan
–
Tempat kerja
–
Rencana masa depan, termasuk rencana yang berkaitan dengan SPMKK dan tidak
boleh dibuat catatan.
Setelah itu saling bergantian (10 menit).
Setelah itu masuk dalam kelompok kecil dan menceritakan
apa yang dia peroleh dari pasangannya (pasangannya tidak boleh berkomentar
sebelum selesai penyampaian).
Setelah selesai baru diklarifikasi oleh yang
bersangkutan (YBS).
Terakhir diskusikan apa yang dapat anda peroleh dari
permainan diatas
Catatan untuk fasilitator :
–
Metoda ini untuk melihat :
Apakah seseorang dapat menjadi seorang pendengar
yang baik
Apakah seseorang dapat menyampaikan informasi dengan
jelas
–
Setelah itu sampaikan “10 Ciri-Ciri Pendengar yang Baik”
PERANAN KOMUNIKASI
A. Informasi dan Komunikasi dalam lingkungan
pendidikan
Disebut juga dengan informasi kependidikan dan
komunikasi pendidikan, sebab terjadinya komunikasi memang di dunia pendidikan.
Pengertian lengkapnya memang tidak bisa dijelaskan hanya menggunakan
betasan-batasan ringkas saja, karena seperti pengertian komunikasi umumnya,
tidak mungkin dibuatkan definisinya secara ringkas, tunggal, dan tegas.
Komunikasi pendidikan pun demikian, meskipun dalam hal ini sudah disentuhkan ke
dalam bidang pendidikan.
Pendidikan merupakan proses yang panjang, yang
melibatkan banyak unsur seperti pendidik, administrator pendidikan, proses,
komunikasi, peserta didik, pesan-pesan atau informasi pendidikan, dan adanya
tujuan-tujuan yang dicapai dari proses pendidikan dimaksud. Itu untuk
pendidikan formal. Lantas kalau pengertian pendidikan di dalam keluarga, di
masyarakat, di pesantren, dan di lembaga-lembaga pendidikan luar sekolah
lainnya, tentunya tidak seperti itu unsur-unsurnya. Dan pengertiannya pun
menjadi berbeda.
Pada pelaksanaan pendidikan formal atau pendidikan
melalui lembaga-lembaga pendidikan sekolah, tampak jelas bahwa proses
komunikasi sangat dominan kedudukannya. Hal ini setidaknya tampak dalam proses
instruksional, yang dalam dunia pendidikan sampai saat ini masih menduduki
posisi dominan. Gambar pada halaman berikutnya menunjukkan proses pendidikan.
Di situ tampak bahwa pendidikan bukan sekadar mengajari anak-anak supaya
menjadi lebih baik, menjadi pintar, atau sekadar berkomunikasi dengan mereka
yang isinya memberi nasehat supaya mereka berperilaku baik. Namun sudah semakin
kompleks, karena melibatkan banyak unsur di dalamnya.
Tidak perlu disebut seberapa penting kedudukan
komunikasi dalam pendidikan. Yang jelas proses pendidikan memang sebagian besar
hanya bisa dilakukan melalui adanya proses komunikasi dan keterlibatan
informasi. Artinya, hampir tidak ada proses pendidikan yang tanpa melalui
komunikasi dan informasi. Orang menyampaikan pesan, mengajar, memberikan data
dan fakta untuk kepentingan pendidikan, merumuskan kalimat yang baik dan benar,
semuanya hanya bisa dilakukan dengan penggunaan informasi komunikatif.
Masalahnya adalah pada jenis komunikasi yang bagaimana dan informasi jenis apa
yang biasa dan sering digunakan untuk tujuan dan menggarap bidang pendidikan.
Jadi dengan kata lain adalah komunikasi yang digunakan dalam lingkungan
pendidikan, atau komunikasi pendidikan yang lebih langsung mempunyai makna
menyatu dalam pendidikan. Pengertian umumnya adalah proses komunikasi yang
dirancang atau dipersiapkan secara khusus untuk tujuan-tujuan penyampaian
pesan-pesan atau informasi pendidikan.
Berbeda dengan komunikasi untuk hal-hal yang
lainnya, komunikasi pendidikan mempunyai tujuan yang jelas, yakni untuk merubah
perilaku sasaran ke arah yang lebih berkualitas, ke arah positif. Komunikasi
pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk itu, karena memang harus bisa
dipertanggung jawabkan pada akhir dari suatu proses yang dilaksanakannya, yakni
melalui suatu evaluasi hasil pendidikan. Jika hasil dari evaluasinya
menunjukkan nilai yang jelek, itu bukan semata-mata kekurangberhasilan peserta
pendidikan dalam mengikuti proses komunikasi pendidikan, melainkan juga
menunjukkan kegagalan komunikasi pendidikan yang disampaikan oleh komunikator
pendidikan di lapangan. Kalau siswa bodoh, bukan semata-mata siswanya yang
tidak pandai, melainkan gurunya yang tidak berhasil menyampaikan pesan-pesan
pendidikan melalui penggunaan proses komunikasi yang tepat. Dengan kata lain
informasi pendidikan yang disampaikannya tidak komunikatif, atau mungkin juga
karena yang disampaikan atau dikomunikasikannya bukan informasi pendidikan. Hal
ini demikian, sebab, bisa saja misalnya sang guru dalam menyajikan materi
pendidikannya terlalu tinggi tingkat penalarannya, mungkin juga tidak runtut penyampaiannya,
salah menggunakan metode komunikasi, salah memilih strategi, kurang cocok
menggunakan media komunikasi, dsb. Banyak kemungkinan mengapa pendidikan tidak
berhasil.
B. Informasi dan Komunikasi dalam lingkungan
sosial
Dunia sosial sangat luas dan sangat abstrak jika
tidak dikonstruksikan dalam kasus-kasus kecil lebih dahulu, karena akan
mengundang banyak pertanyaan yang semakin merumit. Untuk mengetahui realitas
sosial secara utuh, orang sulit menjelaskannya secara bersama dan sekaligus,
melainkan perlu sepotong-sepotong, dan akhirnya dihubungkan satu sama lain
menjadi suatu sistem sosial yang terpadu.
Kita lihat sekali lagi gambaran ini dan bayangkan
saja. Seseorang pada suatu saat di suatu tempat, sedang sendirian. Kira-kira
sedang memikirkan apa dia. Mungkin saja dia sedang melamun, atau sedang
berpikir tentang utang-utangnya, atau sedang mencari hiburan, atau sedang
merencanakan kejahatan, atau sedang menunggu kawan, atau sedang gelisah, marah,
dsb. Dilihat dari segi kebutuhannya, dia mungkin saja sedang memikirkannya
bagaimana cara mendapatkan sesuatu yang diidam-idamkannya. Jika dilihat dari
aspek waktu, maka dia pun tidak terbebas dari pengaruh waktu tersebut.
Misalnya, jika tadi dia sedang sendirian pada pagi hari, maka pada siang dan sore
harinya tentu tidak sama apa yang dilakukannya atau apa yang dipikirkannya,
meskipun secara fisik sama-sama berdiam di tempat yang sama. Orang tidak bisa
berada dalam dua ruang dan atau waktu yang berbeda pada saat yang sama.
Gambaran tersebut hanya sekadar untuk menunjukkan
bahwa, hanya satu orang saja sudah cukup rumit untuk mengetahui hakekat orang
atau manusia secara tepat. Apalagi jika orang tadi sudah mengambil perannya,
seperti sudah berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosialnya. Katakanlah, misalnya dia sudah berhubungan dengan
orang lain, dengan satu orang, dua orang, tiga orang, dan seterusnya hingga
berpuluh orang dan bahkan dalam satu lingkungan masyarakat tertentu, seperti
satu RT, satu RW, satu kelurahan, satu kabupaten, dsb. Belum lagi jika
berinteraksinya dengan orang lain dalam suatu lingkungan organisasi sosial yang
mempunyai tujuan tertentu. Sangat rumit bukan?
Komunikasi dalam lingkungan sosial memang serumit
kondisi sosial dalam bayangan di atas. Namun uniknya, karena manusia itu
mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dan berbagi informasi, atau kemampuan
menggunakan lambang-lambang komunikasi, maka ikatan-ikatan interaksinya dengan
orang lain tadi pun bisa direkat. Terjadinya suatu kelompok dalam lingkungan
masyarakat sosial sedikit banyak karena andil komunikasi dan proses berbagi
informasi. Keluarga pun diawali oleh peristiwa komunikasi. Bukankah
terbentuknya keluarga kita asalnya dari peristiwa komunikasi? Dimulai dari
kontak pandang, lalu menaksir, dilanjutkan kepada melamar, dan akhirnya
terjadilah ikatan perkawinan. Semuanya dilakukan dengan komunikasi dan
pertukaran informasi. Atau setidaknya andil komunikasi dan informasi sangat
besar dalam hal ini.
Ikatan sosial yang lebih khas dan juga luas seperti
organisasi, lembaga, dan struktur sosial lainnya, hanya bisa efektif jika
direkat dengan komunikasi dan berbagi informnasi. Karena ikatan yang didasarkan
atas komunikasi adalah ikatan yang sangat demokratis. Setiap orang atau anggota
dalam suatu ikatan sosial tadi mempunyai kesempatan dan hak yang sama untuk
mengkomunikasikan gagasan atau pendapatnya.
C. Informasi dan Komunikasi dalam lingkungan
keluarga
Di lingkungan keluarga, komunikasi juga sangat besar
kedudukannya dalam mempertahankan kelangsungan hidup keluarga yang
bersangkutan. Tanpa dibarengi dengan pelaksanaan komunikasi yang terbuka antar
anggota dalam suatu keluarga, dipastikan tidak akan terjadi keharmonisan di
dalamnya. Bahkan kegagalan-kegagalan dalam perkawinan di suatu keluarga,
sebagian besar karena tidak adanya informasi komunikasi yang terbuka. Salah
satu syarat utama untuk memahamkan orang lain dalam lingkungan keluarga adalah
komunikasi yang terbuka tadi. Masing-masing anggota keluarga saling membuka
diri atas hal-hal yang bisa menjadikan ketidaksejalanan anggota keluarga.
Dengan membuka diri tersebut, maka tiap anggota keluarga yang lain akan
memahami kemauan-kemauan dan gagasannya, sehingga jika pun terjadi hal-hal yang
berbeda, akan bisa dicari jalan keluarnya.
Dalam keluarga juga paling sering terjadinya proses
komunikasi dan informasi pendidikan. Bukankah pendidikan awalnya dari keluarga?
Sebagian besar manusia dididik awalnya di lingkungan keluarga. Segala perilaku
orang tua dan lingkungannya dalam keluarga, sepanjang anak-anak masih diasuh di
dalamnya, akan selalu mendapatkan proses pendidikan. Bentuk nyatanya adalah,
orang tua selalu memberi nasehat-nasehat tertentu kepada anak-anaknya, membuat
peraturan yang mengikat terhadap seluruh anggota keluarga, melindungi anak dari
hal-hal buruk dan pengaruh luar yang buruk, memberikan contoh bagaimana makan
yang baik, berbicara yang sopan, dan bertindak sesuai dengan aturan norma yang
berlaku, dsb. Itu semua menggambarkan proses pendidikan di dalam keluarga.
Tidak mungkin cukup halaman ini untuk memverbalkan
semua proses pendidikan dan juga komunikasi dan saling berbagi informasi yang
berlangsung di lingkungan keluarga. Itu tadi hanya sebagian kecil saja yang
dijadikan contoh untuk sekadar mengingatkan, bahwa proses pendidikan melalui
pelaksanaan komunikasi yang efektif dalam lingkungan keluarga, sangat banyak
variasinya. Mereka atau orang tua ada yang lebih menekankan kepada kerasnya
disiplin, ada yang lebih menekankan kepada aspek demokrasinya, dan ada juga
yang lebih menitikberatkan kepada kasih sayangnya.
Di dalam lingkungan keluarga memang tidak hanya
terjadi proses komunikasi pendidikan, melainkan juga masih sering terkait
dengan proses komunikasi lain seperti komunikasi massa (setidaknya sebagai
anggota audiens pemirsa), komunikasi sosial karena keluarga adalah lembaga
sosial yang terkecil di masyarakat, dsb. Namun demikian, pola komunikasi
keluarga tampaknya lebih dominan.
Informasi dalam lingkungan keluarga pun menyertai
kehadiran proses komunikasi, baik langsung ataupun tidak langsung. Seperti
halnya proses komunikasi, proses perjalanan informasi dalam lingkungan keluarga
selalu sejalan sebagai sertaan proses komunikasi. Bahkan, beragam informasi di
jaman sekarang sudah sedemikian banyak dan kompleks untuk dipilah-pilah mana
yang bersifat edukatif dan mana yang sebaiknya dihindari. Program-program
televisi, acara radio, kehadiran VCD dengan berbagai sajian komunikasi dan
informasi yang sering tidak sesuai dengan kondisi keluarga, juga turut
mempengaruhi proses perjalanan keluarga yang bersangkutan.
Sebagai anggota masyarakat, kita sama sekali tidak
mempunyai kekuatan apa-apa untuk menghadapi situasi seperti ini. Bisakah kita
melarang peredaran VCD-VCD yang sebarannya serta cara memperolehnya lebih mudah
dari membeli kacang goreng?. Bisakah kita melarang atau setidaknya mengatur
anak-anak kita atau saudara-saudara kita yang masih kecil untuk tidak menonton
acara siaran televisi tertentu yang sebenarnya bukan untuk konsumsi mereka?.
Bisakah kita sebagai orang tua atau setidaknya sebagai anggota masyarakat yang
masih peduli terhadap pendidikan keluarga, memantau anak-anak kita atau
adik-adik kita yang masih di bawah umur untuk tidak mengakses internet pada
situs-situs dewasa?. Semuanya serba sulit untuk ditangani. Sayangnya, informasi
dalam proses komunikasi seperti ini justru pada masa sekarang bak banjir
bandang yang tidak satupun orang bisa mencegahnya.
D. Informasi dan Komunikasi dalam Kelompok dan
Organisasi
Komunikasi kelompok dan komunikasi organisasional
sebenarnya berbeda. Yang pertama lebih memusatkan diri pada peristiwa
komunikasi yang terjadi antar beberapa orang, baik yang terstruktur maupun yang
tidak terstruktur, sedangkan yang terakhir lebih dinamis sifatnya. Kelompok
yang sudah terstruktur dan sudah terorganisasikan secara tetap seperti tampak
dalam organisasi-organisasi sosial dan lembaga kemasyarakatan, biasanya
anggota-anggotanya relatif tetap dan terdaftar secara formal. Sedangkan pada
kelompok yang tidak terstruktur tadi, tidak selalu terdaftar secara formal.
Tiga orang yang tidak saling kenal bertemu di jalan,
dan mengadakan diskusi seadanya mengenai suatu kasus, juga termasuk ke dalam
komunikasi kelompok. Setidaknya itu jika dilihat dari segi jumlah orang yang
terlibat di dalamnya. Sementara itu organisasi, meskipun itu masih dalam
kategori kelompok yang relatif formal dan tetap fungsi-fungsinya, mereka sudah
banyak yang mengembangkan hubungannya dengan pihak lain, baik perorangan,
kelompok, maupun organisasi serupa di masyarakat. Pola hubungan dimaksud bisa
dilakukan dalam suatu jaringan komunikasi dan informasi. Apalagi sekarang, di
mana media komunikasi sudah sedemikian majunya. Melalui internet, seseorang,
tanpa melalui kelompok atau organisasinya, sanggup berkomunikasi dengan orang
lain yang jauh secara ruang dan juga waktu. Meskipun untuk yang terakhir ini
proses komunikasinya kurang bersifat interaktif, namun sebagian darinya sudah
bisa interaktif, seperti berkomunikasi menggunakan komputer dan internet, dan
juga telepon bergambar. Yang umum untuk saat sekarang adalah sekadar membaca
buku, atau menonton siaran televisi dan radio, baik siaran langsung atau siaran
tunda.
E. Informasi dan Komunikasi dalam lingkungan
lembaga informasi dan perpustakaan.
Dilihat dari aspek sosial dan komunikasi,
perpustakaan atau pusat-pusat dokumentasi informasi lain yang sejenis, bisa
didudukkan sebagai salah satu struktur sosial dalam masyarakat, lembaga, atau
bahkan proses dan organisasi. Dalam tulisan ini, perpustakaan atau lembaga
pengelola informasi sejenis lainnya didudukkan sebagai suatu subjek dan objek
sekaligus, yang di dalamnya bisa bermakna: proses, ilmu, seni, pusat koleksi,
pusat pelestarian, tempat, unit kerja, ruang, gedung, atau bahkan pusat
pengolahan, atau pusat pelayanan. Semuanya bisa, bergantung kepada cara pandang
kita dan bagaimana kita memperlakukannya.
Fungsi-fungsi komunikasi dan proses perjalanan
informasi dalam konteks ini sangat kental menyertainya. Bahkan hampir semua
bentuk dan hasil kegiatan perpustakaan, mempunyai tujuan untuk dikomunikasikan
kepada masyarakat seluas-luasnya. Orang mengklasifikasikan dan
mengorganisasikan informasi dan sumber-sumber informasi, tiada lain tujuannya
adalah untuk kemudahan pemanfaatannya oleh masyarakat luas. Katalog juga
disusun sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh masyarakat pengguna
informasi pada umumnya. Tidak ada aspek kegiatan dan proses kerja di
perpustakaan dan pusat-pusat informasi yang tidak melibatkan komunikasi di
dalamnya.
Dilihat dari segi kelembagaan, perpustakaan dan juga
pusat-pusat informasi dan dokumentasi lainnya dianggap sebagai unit kerja yang
bersama-sama dengan unit kerja- unit kerja lainnya di dalam lingkungan lembaga
penaungnya, turut serta menunjang pencapaian tujuan dari lembaga induknya
tersebut. Karena sebagai unit kerja, maka secara organisasi perpustakaan
terbagi ke dalam unit kerja-unit kerja yang lebih kecil. Dari sana maka
informasi yang ditanganinya pun menyesuaikan secara proporsional. Ada informasi
untuk bahan administrasi pengadaan, ada informasi untuk data peminjaman, dan
ada juga informasi yang dilayankan kepada pengguna luas.
Proses komunikasi dalam segala aspeknya terjadi di
lingkungan perpustakaan dan lembaga pengelola informasi dan dokumentasi ini.
Misalnya, di bagian referens terjadi proses komunikasi pendidikan dan antar
persona sekaligus, di ruang media terjadi proses komunikasi bermedia, dan di
bagian pelayanan peminjaman koleksi terjadi proses komunikasi antar persona.
Dan, secara umum, perpustakaan juga berfungsi sebagai lembaga layanan jasa
penelusuran informasi.
Informasi dan Komunikasi dalam lingkungan media.
Komunikasi dan media inilah yang tampaknya sampai
saat ini masih banyak dibicarakan orang, karena media sekarang sudah sedemikian
maju dan canggih. Melalui media komunikasi yang ada di hampir setiap rumah,
kita bisa melihat dunia luar. Peristiwa-peristiwa di luar kita setiap saat
ditayangkan melalui media televisi, majalah, surat kabar, film, internet, atau
media komunikasi lainnya.
Informasi dengan segala jenis dan sifatnya hampir
tanpa putus selama 24 jam sehari menerpa kita melalui saluran-saluran
komunikasi tadi. Sekarang acara televisi hampir 24 jam sehari. Radio pun
demikian, tidak pernah putus acara siarannya. Artinya kalau acara siaran radio
yang satu sudah tutup, maka kita bisa berganti dengan acara siaran radio yang
lainnya, baik radio yang tergabung dalam RRI (Radio Republik Indonesia) maupun
radio yang tergabung dalam PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional
Indonesia). Kalau radio siaran dalam negeri sudah tutup maka orang bisa beralih
gelombang dan mencari acara siaran radio asing. Tidak pernah putus sepanjang
waktu.
Dalam menonton atau mendengarkan radio seperti itu,
orang bisa menerima informasi tanpa henti. Proses komunikasi berlangsung tanpa
henti. Meskipun kita juga yang mengatur kapan akan melakukan proses komunikasi
dan transfer informasi melalui media komunikasi massa tersebut.
Komunikasi massa merupakan proses komunikasi yang
menggunakan media massa. Sementara itu media massa juga merupakan suatu sistem
sosial yang sudah melembaga. Artinya ia tidak berdiri sendiri. Ia bergantung
kepada banyak faktor, seperti faktor kebutuhan informasi dan komunikasi
masyarakat, faktor struktur sosial, faktor kebijakan, dan faktor ekonomi.
Semuanya turut menentukan proses dalam perjalanan media dimaksud.
Dari peristiwa hubungan antara manusia sebagai
komunkator, sebagai pengguna atau komunikan, atau sebagai organisasi penyaji
media, dan juga medianya itu sendiri, serta effek yang ditimbulkan antar
komponen tadi, sangat mungkin akan menjadikan peristiwa hubungan antar komponen
tadi menjadi semakin kompleks. Ilmuwan komunikasi dan sosial, juga pendidikan,
tidak lagi hanya mencari beberapa penggal effek saja dari semua kemungkinan
yang diakibatkan oleh interaksi antara media, lembaga masyarakat, dan orang
kebanyakan sebagai pengguna.
Komentar
Posting Komentar