7
Tips Membuat Makalah Dengan Mudah Tanpa Perlu Stress
dan
Contoh Kasus makalah yg berkaitan dengan bidang teknik sipil
Ditulis oleh : Didi Supriadin
Npm :
12316001
Kelas
: 3ta02
Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma
Terkadang tugas membuat makalah merupakan sesuatu yang
membuat pelajar stres berat. Apalagi jika kamu bukanlah tipe orang yang suka
membaca dan menulis. Rasanya ingin sekali
melakukan copas alias copy + paste dari referensi tanpa
perlu melakukan parafrase dan menambahkan keterangan. Tapi, hal tersebut sangat
dilarang dalam penulisan makalah.
Yang ada, nanti kamu malah kena
masalah copyright dan tugas kamu tidak di-acc oleh guru atau dosen.
Kamu tidak mau, kan, sudah capek-capek nulis makalah, tapi malah tidak
diterima? Jadi, menurut Bacaterus, lebih baik kalau kamu capek sekalian
daripada dua kali kerja.
Tidak perlu khawatir, karena sekarang Bacaterus akan
membagikan tips membuat makalah dengan zero stress. Tips ini
berdasarkan pengalaman pribadi author, jadi bisa saja cocok dengan
gaya menulis kamu, tapi bisa juga tidak cocok. Yuk, disimak!
Tips Membuat Makalah Dengan Mudah
Tahukah kamu, kalau setiap guru atau dosen punya standar
yang berbeda? Walaupun mengacu pada kurikulum atau silabus yang sama, tetap
saja, setiap pengajar punya style masing-masing dalam mengajar,
memberi tugas, hingga menilai tugas.
Jadi, hal pertama dalam tips membuat makalah adalah
dengan memerhatikan pengajar kamu. Bagaimana cara pengajar kamu mengajar,
jenis-jenis tugas yang sering diberikannya, dan caranya menilai tugas tersebut.
Biasanya pada masa awal pelajaran atau perkuliahan di mulai, setiap guru akan
memberi tahu style mereka dalam mengajar.
Misalnya, ada guru yang lebih menyukai makalah yang jelas
dan padat. Namun, ada juga yang mementingkan kuantitas dengan menugaskan kamu
membuat makalah minimal 1000 kata. Setelah mengetahui keinginan guru kamu, baru
deh, kamu siapkan bahan-bahan untuk membuat makalah.
2. Kumpulkan Data
Setelah mengetahui style guru atau dosen kamu
seperti apa, sekarang saatnya mengumpulkan bahan yang mau dijadikan makalah.
Cara mengumpulkan data ada bermacam-macam. Kamu bisa melakukan observasi
langsung ke lapangan, mewawancara narasumber (bisa langsung kepada ahlinya atau
warga sekitar), membuat kuisioner, diskusi bersama teman, hingga mencari sumber
dari buku atau artikel terpercaya.
3. Jangan Mulai Dengan Introduction
Di mana-mana urutan makalah pasti Judul – Abstrak – Metode
Penelitian – Pendahuluan – Isi – Kesimpulan. Tapi, kamu jangan mengerjakannya
sesuai urutan tersebut, ya. Yang ada, kamu bisa menghabiskan waktu hingga 30
menit untuk “merencanakan” menulis abstrak dan pendahuluan dari makalah yang
baru kamu ketahui datanya saja.
Logikanya, sih, cuma satu: bagaimana bisa kamu menulis
judul, rangkuman (abstrak), dan pendahuluan dari makalah yang belum jadi? Apa
yang bisa dirangkum dan dikenalkan dari makalah kamu? So, langkah
ketiga dalam tips membuat makalah adalah dengan memulai dari Isi atau
Diskusi. Jika sebelumnya kamu telah mengumpulkan data, pasti membuat Isi akan
jadi sangat mudah.
Conclusion atau Rangkuman merupakan bagian terakhir dari
makalah. Tapi, bukan berarti kamu mengerjakannya paling akhir, loh. Setelah
menyelesaikan Isi atau Discussion, rasanya pasti sangat mudah untuk
menyimpulkan apa saja yang baru kamu tulis.
Bagian Rangkuman sangat penting, karena Rangkuman merupakan
“pengingat” untuk pembaca, apa yang baru saja mereka baca dari makalah kamu.
Rangkuman juga berfungsi untuk menguatkan argumen kamu dari kolom Isi atau
Discussion.
5. Buat Pendahuluan
Langkah ke-5 dalam tips membuat makalah adalah membuat
Pendahuluan atau Introduction. Setelah menyelesaikan bagian Isi dan Rangkuman,
kamu pasti bisa membuat Pendahuluan dengan mudah dan cepat. Kenapa? Karena
Pendahuluan merupakan “rangkuman” makalah kamu. Tapi, jika kamu diminta untuk
menulis Abstrak, maka penulisan Pendahuluan-nya jadi berubah lagi. Untuk
memudahkan kamu, berikut adalah penjelasannya:
Abstrak merupakan “rangkuman” dari keseluruhan makalah,
mulai dari Judul, Topik, Metode Penelitian, Teori yang Digunakan, Isi,
Konklusi, Penutup, hingga Kata Kunci. Sedangkan Pendahuluan merupakan
“rangkuman” dari bab Isi makalah kamu saja.
Tapi, jika guru atau dosen kamu tidak menyuruh untuk membuat
Abstrak, maka Pendahuluan kamu jadi berbeda, bukan hanya “rangkuman” dari bab
Isi saja. Tapi, Pendahuluan kamu harus berisi Judul, Topik, Metode,
Teori, dan Kata Kunci. Atau, kamu bisa juga mem-parafrase bagian Konklusi untuk
dijadikan Pendahuluan. Tapi, jangan tuliskan hasil akhirnya.
Anggap saja kamu sedang membuat trailer film. Kamu
pasti paham apa gunanya trailer, kan? Trailer film berisi
garis besar cerita, tapi akhir ceritanya tidak dimunculkan. Hal ini ditujukan
untuk membuat orang penasaran ingin mengetahui akhir dari cerita. Nah, itulah
paham dari Pendahuluan.
Bagaimana, apakah penjelasan author dapat
dipahami? Sebenarnya dengan lima tips di atas, kamu sudah bisa mendapatkan
makalah yang bagus. Tapi, kalau kamu ingin membuat makalah yang mendekati
sempurna, Bacaterus punya tips lanjutannya di bawah ini:
6. Tips Mengutip
Tips membuat makalah yang ke-6 adalah tips dalam mengutip.
Fungsi mengutip adalah sebagai narasumber, untuk menguatkan argumen kamu, dan
untuk membuat makalah kamu nampak “ilmiah” serta lebih panjang. Karena, siapa
yang mau menulis makalah hingga 1.000 kata, atau bahkan lebih dari itu? Kutipan
bisa ditulis sebagaimana aslinya dengan menambahkan tanda kutip (“…”) lalu
jangan lupa untuk menulis sumbernya.
Atau, kamu bisa melakukan parafrase dengan menulis ulang
kutipan menggunakan gaya penulisan kamu. Tapi, tetap jangan lupa untuk
menuliskan sumbernya. Contoh kutipan yang di parafrase ada pada bagian
atas (Bisnis Indonesia, 2 Mei 1999: 40) dan contoh kutipan langsung
adalah yang di bawahnya.
Dan, jangan lupa untuk menulis kalimat argumentasi kamu
sebelum dan sesudah mengutip. Hal ini sering dilupakan oleh banyak orang,
sehingga si kutipan tersebut jadi tidak berarti apa-apa selain untuk menambah
kata saja. Lalu, tegaskan kenapa para pembaca makalah kamu harus peduli pada
kutipan tersebut, apa pentingnya kutipan tersebut dalam makalah kamu.
Jangan sekali-kali kamu menggunakan sumber data dari artikel
di Wikipedia karena artikelnya bisa diedit oleh siapa saja. Blog pribadi juga
dilarang, karena keaslian tulisannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Jika
kamu mau mengutip dari artikel di internet, usahakan mencari dari perpustakaan
terdaftar, seperti website perpustakaan nasional dan perpustakaan kampus.
Lalu, biasanya website yang “diterima” dalam makalah adalah
yang ujungnya .org dan .edu. Selain domain tersebut, misalnya .com, .co.id,
kurang bisa diterima. Dan, yang paling penting adalah, jangan lupa untuk
melakukan parafrase dari sumber yang kamu kutip (jangan asal copas) dan
jangan lupa tuliskan darimana kamu mendapatkan sumber tersebut di kolom Source
atau Sumber pada akhir makalah nanti.
7. Baca Ulang
Tips membuat makalah yang terakhir adalah membaca ulang
tulisan kamu. Setelah kamu selesai menulis makalah, kamu pasti merasa bangga
akan diri sendiri dan merasa puas dengan makalah kamu. Tapi, coba baca lagi
keesokan harinya ketika kamu sedang mood dan kamunya sudah santai
(tidak lagi stres karena makalah tersebut).
Kamu mungkin akan menertawakan diri sendiri karena ada
beberapa kalimat yang konyol yang kamu tuliskan pada makalah tersebut. Percaya,
deh, pasti ada saja kata yang aneh atau typo yang terselip pada
makalah kamu. Makanya, jangan menulis makalah pada H-1, tapi lakukan dari
jauh-jauh hari agar kamu masih bisa melakukan proof reading.
Nah, itu dia tujuh tips membuat makalah
yang perfect dengan mudah. Jika kamu mengikuti ketujuh tips di atas,
kamu tidak perlu jadi suka membaca atau menulis, karena kamu sudah paham trik
membuatnya. Tips di atas berdasarkan pengalaman author sendiri, jadi
mungkin saja cocok dan mungkin tidak cocok dengan kamu. Apakah kamu punya tips
dan trik sendiri dalam menulis makalah?
Pengolahan
Irigasi di Petak Tersier berdasarkan studi kasus
PENDAHULUAN
Sistem
irigasi merupakan satu kesatuan yang tersusun dari berbagai komponen yang
menyangkut upaya penyediaan, pembagian, pengelolaan dan pengaturan air dalam
rangka meningkatkan produksi pertanian. Masalah distribusi air irigasi sering
terjadi apabila besaran debit yang tersedia lebih kecil dari kebutuhan air irigasi,
terutama pada saat musim kemarau. Sehingga penggunaan air irigasi secara
efisien sangat diperlukan. Pembagian air yang kurang merata akibat dari
pengelolaan sumber air irigasi yang kurang baik di tingkat jaringan utama
maupun di tingkat jaringan tersier merupakan sebab terjadinya kekurangan air
pada suatu daerah irigasi.
Berdasarkan,
PP. No. 22 tahun 1982, maka pengelolaan air irigasi di tingkat petak tersier
diserahkan pada para petani. Bangunan pengambilan di saluran tersier biasanya
dibuat oleh pemerintah dan pengelolaannya diserahkan pada petani.
Bangunan-bangunan irigasi yang ada di jaringan utama biasanya lebih berfungsi
daripada bangunan-bangunan irigasi di jaringan sekunder. Hal ini disebabkan
oleh kurangnya perhatian dan dana dari petani untuk menjaga kelestarian fungsi
bangunan di jaringan sekunder tersebut. Jika fungsi bangunan-bangunan ini dapat
dijaga, maka dapat diharapkan adanya kenaikan efisiensi penggunaan air yang
akhirnya dapat meningkatkan produksi pertanian.
Pengelolaan dan
perhatian khusus dalam pengelolaan sumber daya air diperlukan karena sangat
berpengaruh terhadap pemanfaatan air untuk kebutuhan tanaman. Pengelolaan sumber
daya air yang dimaksudkan di sini adalah peningkatan kinerja pendistribusian
dan pengalokasian air secara efektif dan efisien dalam hal ini memberikan air dengan kondisi tepat mutu, tepat ruang
dan tepat waktu. . Efisiensi di petak tersier (Tertiary Unit Efficiency) adalah perbandingan antara jumlah air
yang diberikan kepada akar tanaman dengan jumlah air yang diberikan kepada
lahan usaha tani(Akmal 2014).
Aplikasi Cropwat 8.0 dapat digunakan untuk
merancang kebutuhan air tanaman dan air irigasi. Aplikasi ini merupakan sebuah aplikasi
komputer untuk perhitungan kebutuhan air tanaman dan kebutuhan air irigasi berdasarkan
data tanah, iklim, dan tanaman. Aplikasi ini bermanfaat untuk mencari kombinasi
terbaik petak tersier berdasarkan yieldreduction
and eficiency sehingga didapat
perbandingan harga R/C yang akan mendominasi lahan (Hermantoro 2007). Oleh
karena itu, penelitian ini dilakukan agar perancangan dan perencanaan manajemen
air irigasi dapat dengan mudah dilakukan dan diaplikasikan di kehidupan
masyarakat.
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengelolaan dan perancangan irigasi petak tersier seperti
efisiensi irigasi dan hasil panen di daerah Simpangtiga Pekanbaru dengan jenis
tanaman mangga, kentang, kedelai, dan tomat.
BAHAN DAN ALAT
1.
Software
CROPWAT
2.
Komputer,
3.
Data
sekunder
METODOLOGI
Tahapan Percobaan pada Contoh Tanaman Kubis
- Data sekunder berupa iklim rata-rata
selama 10 tahun terakhir pada stasiun Ciledug yang telah tersimpan pada
aplikasi Cropwat dimasukkan ke
tabel fitur “Climate/ETo”,
dengan cara seperti gambar berikut.
Setelah itu, perintah
“Open” diklik maka akan muncul tabel yang telah terisi seperti pada gambar di
bawah
2. Data curah hujan rata-rata selama 10 tahun
terakhir di stasiun Ciledug yang telah tersimpan pada software dimasukkan pada tabel di fitur “Rain”.
Setelah itu, perintah
“Open” diklik maka akan muncul tabel yang telah terisi seperti pada gambar di
bawah.
3. Tanaman satu musim ditentukan dan dimasukkan
pada fitur “Crop” dengan cara perintah “Open” diklik, dan tanaman satu musim
dipilih untuk dianalisa.
Setelah itu, perintah “Open” diklik maka akan
muncul tampilan yang semua sel-nya telah terisi seperti pada gambar di bawah.
Waktu penanaman tercatat pada tanggal 7 Maret, yaitu tanggal dilakukannya
penelitian.
4. Jenis tanah ditentukan dan dimasukkan pada
fitur “Soil”, dengan cara perintah “Open” diklik dan jenis tanah untuk
penanaman dipilih : “Medium (loam)”.
5. Fitur “CWR” untuk menampilkan hasil tabel
berupa “Crop water requirements”.
6. Kemudian, fitur “Schedule” dipilih dan diklik.
Setelah jendela baru muncul, perintah “Options” diklik dan jenis “Irrigation timing”-nya dipilih yang “Irrigate at fixed interval per stage”
dan “Irrigation application”-nya
dipilih yang “Fixed application depth”. Pilihan “Irrigate at fixed interval per stage” dan “Fixed application depth” memungkinkan untuk dapat mengubah-ubah
interval irigasi serta ketinggian irigasinya. Pada penelitian, interval irigasi
yang dilakukan rentang 10-15 hari dan ketinggian irigasi 20-50 mm.
Tampilan yang muncul
setelah “Irrigate at fixed interval per
stage” dan “Fixed application depth”
dipilih, seperti pada gambar di bawah.
Setelah interval dan ketinggian irigasi yang
diinginkan diketik ulang, jendela berupa “Crop irrigation schedule” akan
muncul. Setiap kedalaman dan interval
irigasi yang berbeda-beda akan menghasilkan efisiensi jadwal irigasi,
pengurangan hasil, dan efisiensi hujan yang berbeda-beda pula.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Dalam bidang pertanian, air yang
dimaksud adalah dalam bentuk pengairan.Pengairan dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan air tanaman.Kebutuhan air tanaman adalah air yang disediakan untuk
mengimbangi air yang hilang akibat evaporasi dan transpirasi.Kebutuhan air di
lapangan merupakan jumlah air yang harus disediakan untuk keperluan pengolahan
lahan ditambah kebutuhan air tanaman(Doorenbos dan Pruit, 1984).
Untuk memudahkan system pelayanan irigasi
kepada lahan pertanian, disusun suatu organisasi petak yang terdiri dari petak
primer, petak sekunder, petak tersier, petak kuater dan petak sawah sebagai
satuan terkecil. Di petak tersier pembagian air, operasi
dan pemeliharaan menjadi tanggung jawab para petani yang bersangkutan, dibawah
bimbingan pemerintah. Ini juga menentukan ukuran petak tersier. Petak yang
kelewat besar akan mengakibatkan pembagian air menjadi tidak efisien.
Faktor-faktor penting lainnya adalah jumlah petani dalam satu petak, jenis
tanaman dan topografi.
Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan
bangunan yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan,
pengambilan, pembagian, pemberian dan penggunaannya. Secara hirarki jaringan
irigasi dibagi menjadi jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan utama
meliputi bangunan, saluran primer dan saluran sekunder. Sedangkan jaringan
tersier terdiri dari bangunan dan saluran yang berada dalam petak tersier.
Suatu kesatuan wilayah yang mendapatkan air dari suatu jarigan irigasi disebut
dengan Daerah Irigasi. Petak tersier terdiri dari beberapa petak kuarter
masing-masing seluas kurang lebih 8 sampai dengan 15 hektar. Pembagian air,
eksploitasi dan pemeliharaan di petak tersier menjadi tanggung jawab para
petani yang mempunyai lahan di petak yang bersangkutan dibawah bimbingan pemerintah.
Petak tersier sebaiknya mempunyai batas-batas yang jelas, misalnya jalan,
parit, batas desa dan batas-batas lainnya. Ukuran petak tersier berpengaruh
terhadap efisiensi pemberian air (Direktorat Jenderal Pengairan, 1986).
Dalam penelitian
ini interval irigasi yang digunakan adalah 15 hari dan 10 hari dengan jumlah
air setiap irigasi sebesar 50 mm, 40 mm, 30 mm, dan 20 mm. Semua variasi jumlah
air dan interval irigasi tersebut akan dibandingkan untuk mendapatkan efisiensi
jadwal irigasi terbesar dan penurunan produksi terkecil. Efisiensi irigasi
adalah angka perbandingan dari jumlah air irigasi nyata yang terpakai untuk
kebutuhan pertumbuhan tanaman dengan jumlah air yang keluar dari pintu
pengambilan (intake). Efisiensi irigasi terdiri atas efisiensi
pengaliran yang pada umumnya terjadi di jaringan utama dan efisiensi di
jaringan sekunder yaitu dari bangunan pembagi sampai petak sawah. Kehilangan
air yang diperhitungkan untuk operasi irigasi meliputi kehilangan air di
tingkat tersier, sekunder dan primer. Besarnya masing-masing kehilangan air
tersebut dipengaruhi oleh panjang saluran, luas permukaan saluran, keliling
basah saluran dan kedudukan air tanah. Efisiensi kehilangan air pada saluran
primer, sekunder dan tersier berbeda-beda pada daerah irigasi (Siregar 2014). Pada
penelitian ini dibahas mengenai pengolahan air irigasidi petak tersier untuk tanaman
kubis, melon, dan tomat. Hasil penggunaan aplikasi Cropwat berupa pengurangan hasil karena defisit air
dan nilai efisiensi jadwal irigasi. Data hasil penelitian terdapat pada tabel 1
berikut ini.
Tabel 1 Hasil simulasi Irigasi pada berbagai tanaman dengan
CROPWAT pada lahan bertekstur tanah medium (loam).
Tanaman
|
Interval
|
Jumlah air
|
Pengurangan hasil
|
Efisiensi jadwal
|
|
Irigasi (hari)
|
setiap irigasi (mm)
|
karena defisit air (%)
|
irigasi (%)
|
Tomat
|
No irrigation
|
-
|
0
|
-
|
15
|
50
|
0
|
38.10
|
|
40
|
0
|
47.6
|
||
30
|
0
|
63.3
|
||
20
|
0
|
81.2
|
||
10
|
50
|
0
|
31.1
|
|
40
|
0
|
38.9
|
||
30
|
0
|
51.8
|
||
|
|
20
|
0
|
74.5
|
Kubis
|
No irrigation
|
-
|
4.5
|
-
|
15
|
50
|
0
|
36.6
|
|
40
|
0
|
45.7
|
||
30
|
0
|
61
|
||
20
|
0
|
80.6
|
||
10
|
50
|
0
|
30.8
|
|
40
|
0
|
38.5
|
||
30
|
0
|
51.3
|
||
|
|
20
|
0
|
75.5
|
Melon
|
No irrigation
|
-
|
0
|
-
|
15
|
50
|
0
|
30.2
|
|
40
|
0
|
37.7
|
||
30
|
0
|
50.3
|
||
20
|
0
|
71.2
|
||
10
|
50
|
0
|
25.3
|
|
40
|
0
|
31.7
|
||
30
|
0
|
42.2
|
||
|
|
20
|
0
|
63.4
|
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa tanaman
tomat memiliki kombinasi irigasi terbaik pada interval pemberian air setiap 15
hari sekali dengan jumlah air setiap irigasi sebesar 20 mm. Pada kombinasi
tersebut pengurangan hasil produksi yang terjadi sebanyak 0 % dan efisiensi
jadwal irigasinya 81.2%. Tanaman tomat
didesain agar ditanam pada tanggal 7 Maret dan dipanen pada tanggal 18 Agustus.
Berbeda dengan tomat, tanaman kubis yang didesain untuk ditanam pada tanggal 7
Maret dan dipanen pada tanggal 3 Agustus memiliki kombinasi terbaik pada interval
pemberian irigasi 15 hari dan jumlah air 20 mm. Pada kombinasi tersebut,
terjadi penurunan produksi sebesar 0 % dan efisiensi jadwal irigasi sebesar 75.5%.
Melon memiliki kombinasi terbaik pada interval pemberian irigasi 15 hari dan
jumlah air irigasi 20 mm. Pada kombinasi tersebut, tanaman yang didesain agar
ditanam pada tanggal 7 Maret dan dipanenen pada tanggal 12 Juni ini
menghasilkan penurunan produksi sebesar 0 % dan efisiensi irigasi sebesar 71.2 %. Dari ketiga tanaman
diatas dapat dilihat bahwa tanaman tomat memiliki efisiensi jadwal irigasi
terbaik dengan nilai efisiensi sebesar 81.2% serta pengurangan hasil defisit
air 0%. Beragamnya kombinasi interval
hari dan jumlah pemberian air irigasi antar tanaman tersebut akan menyulitkan
petani untuk mengairi lahannya. Petakan tersier yang diisi oleh sejumlah
tanaman tersebut perlu diseragamkan interval pemberian dan jumlah air
irigasinya. Tabel 2 berikut ini menyajikan hasil rata-rata pengurangan hasil
panen dan efisiensi irigasi untuk seluruh kombinasi di atas,
Tabel
2 Hasil rata-rata pengurangan produksi dan efisiensi irigasi untuk setiap
kombinasi interval
Interval pemberian irigasi (hari)
|
Jumlah air irigasi (mm)
|
Pengurangan hasil (%)
|
Efisiensi jadwal irigasi (%)
|
15
|
50
|
0
|
34.97
|
40
|
0
|
43.67
|
|
30
|
0
|
58.20
|
|
|
20
|
0
|
77.67
|
10
|
50
|
0
|
29.07
|
40
|
0
|
36.37
|
|
30
|
0
|
48.43
|
|
|
20
|
0
|
71.13
|
Berdasarkan hasil rata-rata di atas, diketahui bahwa
kombinasi terbaik dihasilkan pada interval pemberian irigasi 15 hari, dengan
jumlah air 20 mm. Pada kombinasi ini, rata-rata pengurangan hasil panen yang
diperoleh adalah 0 % dan efisiensi jadwal irigasinya 77.67 %. Keseimbangan
antara penurunan produksi yang kecil dan efisiensi jadwal irigasi yang besar
akan memberikan keuntungan terbesar bagi petani.
Nilai jual dari suatu jenis tanaman yang ditanam
dipengaruhi oleh beberapa hal seperti musim tanam, keadaan iklim, dan kebutuhan
pasar. Apabila kebutuhan pasar cukup besar atau keadaan iklim yang tidak sesuai
dengan pertumbuhan tanaman maka harga jual tanaman akan melambung dan dapat
juga mempengaruhi biaya produksi ke depannya. Penentuan pendapatan bersih usaha
serta rasio antara pendapatan dan biaya sangat dibutuhkan terutama untuk pihak
yang melakukan usaha di bidang pertanian termasuk 3 jenis tanaman (tomat,
kubis, dan melon) ini.
SIMPULAN
Kombinasi irigasi tanaman tomat
mengalami pengurangan hasil produksi yang terjadi sebanyak 0 % dan efisiensi
jadwal irigasinya 51.6 %. Kombinasi irigasi tanaman kentang mengalami penurunan
produksi sebesar 0 % dan efisiensi jadwal irigasi sebesar 41.9 %. Kombinasi
irigasi tanaman kedelai mengalami penurunan produksi sebesar 0 % dan
efisiensi irigasi sebesar 43.4 %.
Kombinasi irigasi tanaman mangga mengalami penurunan produksi sebesar 0 % dan
efisiensi jadwal irigasinya 56.6 %. Berdasarkan hal di atas dari keempat
tanaman tersebut dapat dilihat bahwa tanaman mangga memiliki efisiensi jadwal
irigasi terbaik dengan nilai efisiensi sebesar 56% serta pengurangan hasil
defisit air 0%. Beragamnya kombinasi interval hari dan jumlah pemberian air
irigasi antar tanaman tersebut akan menyulitkan petani untuk mengairi lahannya.
Petakan tersier yang diisi oleh sejumlah tanaman tersebut perlu diseragamkan
interval pemberian dan jumlah air irigasinya. Sedangkan untuk nilai jual dari
suatu jenis tanaman yang ditanam dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti
musim tanam, keadaan iklim, dan kebutuhan pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Departemen
Pekerjaan Umum. 1986. Standar Perencanaan Irigasi-Kriteria Perencanaan
04. Jakarta (ID): Departemen Pekerjaan Umum.
Doorenbos, J. and
W.O. Pruit. 1984.Crop Water Requirement, Irigation, and Drainase, paper no.
24, Food and Agricultural Organization of United Nation. Rome.
Hermantoro. 2007.
KajianPengelolaan Air Irigasidan Penentuan Tanggal Tanam Palawija Menggunakan
Software Cropwat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam: Jurnal Agroteknose, Vol, III, No. 2.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 22 Tahun 1982 tentang Irigasi. Lembaran Negara RI Tahun 1982. Sekretariat Negara. Jakarta.
Siregar,
Mustapa Alihasmi dan Ivan Indrawan. 2014. Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi
Ujung Gurap untuk Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Pengolahan Air
Irigasi. Jurnal Teknik Sipil. Vol. 3
No. 1 : 4.
Komentar
Posting Komentar