Tips Penulisan Makalah dan Contoh Kasus Penulisan di Bidang Teknik Sipil


7 Tips Membuat Makalah Dengan Mudah Tanpa Perlu Stress
dan Contoh Kasus makalah yg berkaitan dengan bidang teknik sipil

Ditulis oleh : Didi Supriadin
Npm            : 12316001
Kelas           : 3ta02
Fakultas       : Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Gunadarma

Terkadang tugas membuat makalah merupakan sesuatu yang membuat pelajar stres berat. Apalagi jika kamu bukanlah tipe orang yang suka membaca dan menulis. Rasanya ingin sekali melakukan copas alias copy + paste dari referensi tanpa perlu melakukan parafrase dan menambahkan keterangan. Tapi, hal tersebut sangat dilarang dalam penulisan makalah.
Yang ada, nanti kamu malah kena masalah copyright dan tugas kamu tidak di-acc oleh guru atau dosen. Kamu tidak mau, kan, sudah capek-capek nulis makalah, tapi malah tidak diterima? Jadi, menurut Bacaterus, lebih baik kalau kamu capek sekalian daripada dua kali kerja.
Tidak perlu khawatir, karena sekarang Bacaterus akan membagikan tips membuat makalah dengan zero stress. Tips ini berdasarkan pengalaman pribadi author, jadi bisa saja cocok dengan gaya menulis kamu, tapi bisa juga tidak cocok. Yuk, disimak!
Tips Membuat Makalah Dengan Mudah
1. Cari Tahu Apa yang Pengajar Kamu Inginkan





















Tahukah kamu, kalau setiap guru atau dosen punya standar yang berbeda? Walaupun mengacu pada kurikulum atau silabus yang sama, tetap saja, setiap pengajar punya style masing-masing dalam mengajar, memberi tugas, hingga menilai tugas.
Jadi, hal pertama dalam tips membuat makalah adalah dengan memerhatikan pengajar kamu. Bagaimana cara pengajar kamu mengajar, jenis-jenis tugas yang sering diberikannya, dan caranya menilai tugas tersebut. Biasanya pada masa awal pelajaran atau perkuliahan di mulai, setiap guru akan memberi tahu style mereka dalam mengajar.
Misalnya, ada guru yang lebih menyukai makalah yang jelas dan padat. Namun, ada juga yang mementingkan kuantitas dengan menugaskan kamu membuat makalah minimal 1000 kata. Setelah mengetahui keinginan guru kamu, baru deh, kamu siapkan bahan-bahan untuk membuat makalah.
2. Kumpulkan Data




Setelah mengetahui style guru atau dosen kamu seperti apa, sekarang saatnya mengumpulkan bahan yang mau dijadikan makalah. Cara mengumpulkan data ada bermacam-macam. Kamu bisa melakukan observasi langsung ke lapangan, mewawancara narasumber (bisa langsung kepada ahlinya atau warga sekitar), membuat kuisioner, diskusi bersama teman, hingga mencari sumber dari buku atau artikel terpercaya.

3. Jangan Mulai Dengan Introduction


Di mana-mana urutan makalah pasti Judul – Abstrak – Metode Penelitian – Pendahuluan – Isi – Kesimpulan. Tapi, kamu jangan mengerjakannya sesuai urutan tersebut, ya. Yang ada, kamu bisa menghabiskan waktu hingga 30 menit untuk “merencanakan” menulis abstrak dan pendahuluan dari makalah yang baru kamu ketahui datanya saja.

Logikanya, sih, cuma satu: bagaimana bisa kamu menulis judul, rangkuman (abstrak), dan pendahuluan dari makalah yang belum jadi? Apa yang bisa dirangkum dan dikenalkan dari makalah kamu? So, langkah ketiga dalam tips membuat makalah adalah dengan memulai dari Isi atau Diskusi. Jika sebelumnya kamu telah mengumpulkan data, pasti membuat Isi akan jadi sangat mudah.

 4. Buat Rangkuman


Conclusion atau Rangkuman merupakan bagian terakhir dari makalah. Tapi, bukan berarti kamu mengerjakannya paling akhir, loh. Setelah menyelesaikan Isi atau Discussion, rasanya pasti sangat mudah untuk menyimpulkan apa saja yang baru kamu tulis.
Bagian Rangkuman sangat penting, karena Rangkuman merupakan “pengingat” untuk pembaca, apa yang baru saja mereka baca dari makalah kamu. Rangkuman juga berfungsi untuk menguatkan argumen kamu dari kolom Isi atau Discussion.

5. Buat Pendahuluan


Langkah ke-5 dalam tips membuat makalah adalah membuat Pendahuluan atau Introduction. Setelah menyelesaikan bagian Isi dan Rangkuman, kamu pasti bisa membuat Pendahuluan dengan mudah dan cepat. Kenapa? Karena Pendahuluan merupakan “rangkuman” makalah kamu. Tapi, jika kamu diminta untuk menulis Abstrak, maka penulisan Pendahuluan-nya jadi berubah lagi. Untuk memudahkan kamu, berikut adalah penjelasannya:
Abstrak merupakan “rangkuman” dari keseluruhan makalah, mulai dari Judul, Topik, Metode Penelitian, Teori yang Digunakan, Isi, Konklusi, Penutup, hingga Kata Kunci. Sedangkan Pendahuluan merupakan “rangkuman” dari bab Isi makalah kamu saja.
Tapi, jika guru atau dosen kamu tidak menyuruh untuk membuat Abstrak, maka Pendahuluan kamu jadi berbeda, bukan hanya “rangkuman” dari bab Isi saja. Tapi, Pendahuluan kamu harus berisi Judul, Topik, Metode, Teori, dan Kata Kunci. Atau, kamu bisa juga mem-parafrase bagian Konklusi untuk dijadikan Pendahuluan. Tapi, jangan tuliskan hasil akhirnya.
Anggap saja kamu sedang membuat trailer film. Kamu pasti paham apa gunanya trailer, kan? Trailer film berisi garis besar cerita, tapi akhir ceritanya tidak dimunculkan. Hal ini ditujukan untuk membuat orang penasaran ingin mengetahui akhir dari cerita. Nah, itulah paham dari Pendahuluan.


Bagaimana, apakah penjelasan author dapat dipahami? Sebenarnya dengan lima tips di atas, kamu sudah bisa mendapatkan makalah yang bagus. Tapi, kalau kamu ingin membuat makalah yang mendekati sempurna, Bacaterus punya tips lanjutannya di bawah ini:
6. Tips Mengutip


Tips membuat makalah yang ke-6 adalah tips dalam mengutip. Fungsi mengutip adalah sebagai narasumber, untuk menguatkan argumen kamu, dan untuk membuat makalah kamu nampak “ilmiah” serta lebih panjang. Karena, siapa yang mau menulis makalah hingga 1.000 kata, atau bahkan lebih dari itu? Kutipan bisa ditulis sebagaimana aslinya dengan menambahkan tanda kutip (“…”) lalu jangan lupa untuk menulis sumbernya.
Atau, kamu bisa melakukan parafrase dengan menulis ulang kutipan menggunakan gaya penulisan kamu. Tapi, tetap jangan lupa untuk menuliskan sumbernya. Contoh kutipan yang di parafrase ada pada bagian atas (Bisnis Indonesia, 2 Mei 1999: 40) dan contoh kutipan langsung adalah yang di bawahnya.
Dan, jangan lupa untuk menulis kalimat argumentasi kamu sebelum dan sesudah mengutip. Hal ini sering dilupakan oleh banyak orang, sehingga si kutipan tersebut jadi tidak berarti apa-apa selain untuk menambah kata saja. Lalu, tegaskan kenapa para pembaca makalah kamu harus peduli pada kutipan tersebut, apa pentingnya kutipan tersebut dalam makalah kamu.
Jangan sekali-kali kamu menggunakan sumber data dari artikel di Wikipedia karena artikelnya bisa diedit oleh siapa saja. Blog pribadi juga dilarang, karena keaslian tulisannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Jika kamu mau mengutip dari artikel di internet, usahakan mencari dari perpustakaan terdaftar, seperti website perpustakaan nasional dan perpustakaan kampus.
Lalu, biasanya website yang “diterima” dalam makalah adalah yang ujungnya .org dan .edu. Selain domain tersebut, misalnya .com, .co.id, kurang bisa diterima. Dan, yang paling penting adalah, jangan lupa untuk melakukan parafrase dari sumber yang kamu kutip (jangan asal copas) dan jangan lupa tuliskan darimana kamu mendapatkan sumber tersebut di kolom Source atau Sumber pada akhir makalah nanti.

7. Baca Ulang


Tips membuat makalah yang terakhir adalah membaca ulang tulisan kamu. Setelah kamu selesai menulis makalah, kamu pasti merasa bangga akan diri sendiri dan merasa puas dengan makalah kamu. Tapi, coba baca lagi keesokan harinya ketika kamu sedang mood dan kamunya sudah santai (tidak lagi stres karena makalah tersebut).
Kamu mungkin akan menertawakan diri sendiri karena ada beberapa kalimat yang konyol yang kamu tuliskan pada makalah tersebut. Percaya, deh, pasti ada saja kata yang aneh atau typo yang terselip pada makalah kamu. Makanya, jangan menulis makalah pada H-1, tapi lakukan dari jauh-jauh hari agar kamu masih bisa melakukan proof reading.
Nah, itu dia tujuh tips membuat makalah yang perfect dengan mudah. Jika kamu mengikuti ketujuh tips di atas, kamu tidak perlu jadi suka membaca atau menulis, karena kamu sudah paham trik membuatnya. Tips di atas berdasarkan pengalaman author sendiri, jadi mungkin saja cocok dan mungkin tidak cocok dengan kamu. Apakah kamu punya tips dan trik sendiri dalam menulis makalah?



Pengolahan Irigasi di Petak Tersier berdasarkan studi kasus

PENDAHULUAN
Sistem irigasi merupakan satu kesatuan yang tersusun dari berbagai komponen yang menyangkut upaya penyediaan, pembagian, pengelolaan dan pengaturan air dalam rangka meningkatkan produksi pertanian. Masalah distribusi air irigasi sering terjadi apabila besaran debit yang tersedia lebih kecil dari kebutuhan air irigasi, terutama pada saat musim kemarau. Sehingga penggunaan air irigasi secara efisien sangat diperlukan. Pembagian air yang kurang merata akibat dari pengelolaan sumber air irigasi yang kurang baik di tingkat jaringan utama maupun di tingkat jaringan tersier merupakan sebab terjadinya kekurangan air pada suatu daerah irigasi.
Berdasarkan, PP. No. 22 tahun 1982, maka pengelolaan air irigasi di tingkat petak tersier diserahkan pada para petani. Bangunan pengambilan di saluran tersier biasanya dibuat oleh pemerintah dan pengelolaannya diserahkan pada petani. Bangunan-bangunan irigasi yang ada di jaringan utama biasanya lebih berfungsi daripada bangunan-bangunan irigasi di jaringan sekunder. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian dan dana dari petani untuk menjaga kelestarian fungsi bangunan di jaringan sekunder tersebut. Jika fungsi bangunan-bangunan ini dapat dijaga, maka dapat diharapkan adanya kenaikan efisiensi penggunaan air yang akhirnya dapat meningkatkan produksi pertanian.
Pengelolaan dan perhatian khusus dalam pengelolaan sumber daya air diperlukan karena sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan air untuk kebutuhan tanaman. Pengelolaan sumber daya air yang dimaksudkan di sini adalah peningkatan kinerja pendistribusian dan pengalokasian air secara efektif dan efisien dalam hal ini memberikan  air dengan kondisi tepat mutu, tepat ruang dan tepat waktu. . Efisiensi di petak tersier (Tertiary Unit Efficiency) adalah perbandingan antara jumlah air yang diberikan kepada akar tanaman dengan jumlah air yang diberikan kepada lahan usaha tani(Akmal 2014).
Aplikasi Cropwat 8.0 dapat digunakan untuk merancang kebutuhan air tanaman dan air irigasi. Aplikasi ini merupakan sebuah aplikasi komputer untuk perhitungan kebutuhan air tanaman dan kebutuhan air irigasi berdasarkan data tanah, iklim, dan tanaman. Aplikasi ini bermanfaat untuk mencari kombinasi terbaik petak tersier berdasarkan yieldreduction and eficiency sehingga didapat perbandingan harga R/C yang akan mendominasi lahan (Hermantoro 2007). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan agar perancangan dan perencanaan manajemen air irigasi dapat dengan mudah dilakukan dan diaplikasikan di kehidupan masyarakat.


TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan dan perancangan irigasi petak tersier seperti efisiensi irigasi dan hasil panen di daerah Simpangtiga Pekanbaru dengan jenis tanaman mangga, kentang, kedelai, dan tomat.


BAHAN DAN ALAT
1.      Software CROPWAT
2.      Komputer,
3.      Data sekunder

METODOLOGI
Tahapan Percobaan pada Contoh Tanaman Kubis
  1. Data sekunder berupa iklim rata-rata selama 10 tahun terakhir pada stasiun Ciledug yang telah tersimpan pada aplikasi Cropwat dimasukkan ke tabel fitur “Climate/ETo”, dengan cara seperti gambar berikut.
Setelah itu, perintah “Open” diklik maka akan muncul tabel yang telah terisi seperti pada gambar di bawah


2.      Data curah hujan rata-rata selama 10 tahun terakhir di stasiun Ciledug yang telah tersimpan pada software dimasukkan pada tabel di fitur “Rain”.

Setelah itu, perintah “Open” diklik maka akan muncul tabel yang telah terisi seperti pada gambar di bawah.


3.      Tanaman satu musim ditentukan dan dimasukkan pada fitur “Crop” dengan cara perintah “Open” diklik, dan tanaman satu musim dipilih untuk dianalisa.


Setelah itu, perintah “Open” diklik maka akan muncul tampilan yang semua sel-nya telah terisi seperti pada gambar di bawah. Waktu penanaman tercatat pada tanggal 7 Maret, yaitu tanggal dilakukannya penelitian.


4.      Jenis tanah ditentukan dan dimasukkan pada fitur “Soil”, dengan cara perintah “Open” diklik dan jenis tanah untuk penanaman dipilih : “Medium (loam)”.

5.      Fitur “CWR” untuk menampilkan hasil tabel berupa “Crop water requirements”.


6.      Kemudian, fitur “Schedule” dipilih dan diklik. Setelah jendela baru muncul, perintah “Options” diklik dan jenis “Irrigation timing”-nya dipilih yang “Irrigate at fixed interval per stage” dan “Irrigation application”-nya dipilih yang  “Fixed application depth”. Pilihan “Irrigate at fixed interval per stage” dan “Fixed application depth” memungkinkan untuk dapat mengubah-ubah interval irigasi serta ketinggian irigasinya. Pada penelitian, interval irigasi yang dilakukan rentang 10-15 hari dan ketinggian irigasi 20-50 mm.


Tampilan yang muncul setelah “Irrigate at fixed interval per stage” dan “Fixed application depth” dipilih, seperti pada gambar di bawah.


Setelah interval dan ketinggian irigasi yang diinginkan diketik ulang, jendela berupa “Crop irrigation schedule” akan muncul.  Setiap kedalaman dan interval irigasi yang berbeda-beda akan menghasilkan efisiensi jadwal irigasi, pengurangan hasil, dan efisiensi hujan yang berbeda-beda pula.





HASIL DAN PEMBAHASAN
            Dalam bidang pertanian, air yang dimaksud adalah dalam bentuk pengairan.Pengairan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman.Kebutuhan air tanaman adalah air yang disediakan untuk mengimbangi air yang hilang akibat evaporasi dan transpirasi.Kebutuhan air di lapangan merupakan jumlah air yang harus disediakan untuk keperluan pengolahan lahan ditambah kebutuhan air tanaman(Doorenbos dan Pruit, 1984).
Untuk memudahkan system pelayanan irigasi kepada lahan pertanian, disusun suatu organisasi petak yang terdiri dari petak primer, petak sekunder, petak tersier, petak kuater dan petak sawah sebagai satuan terkecil.  Di petak tersier pembagian air, operasi dan pemeliharaan menjadi tanggung jawab para petani yang bersangkutan, dibawah bimbingan pemerintah. Ini juga menentukan ukuran petak tersier. Petak yang kelewat besar akan mengakibatkan pembagian air menjadi tidak efisien. Faktor-faktor penting lainnya adalah jumlah petani dalam satu petak, jenis tanaman dan topografi.
 Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang diperlukan untuk pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan penggunaannya. Secara hirarki jaringan irigasi dibagi menjadi jaringan utama dan jaringan tersier. Jaringan utama meliputi bangunan, saluran primer dan saluran sekunder. Sedangkan jaringan tersier terdiri dari bangunan dan saluran yang berada dalam petak tersier. Suatu kesatuan wilayah yang mendapatkan air dari suatu jarigan irigasi disebut dengan Daerah Irigasi. Petak tersier terdiri dari beberapa petak kuarter masing-masing seluas kurang lebih 8 sampai dengan 15 hektar. Pembagian air, eksploitasi dan pemeliharaan di petak tersier menjadi tanggung jawab para petani yang mempunyai lahan di petak yang bersangkutan dibawah bimbingan pemerintah. Petak tersier sebaiknya mempunyai batas-batas yang jelas, misalnya jalan, parit, batas desa dan batas-batas lainnya. Ukuran petak tersier berpengaruh terhadap efisiensi pemberian air (Direktorat Jenderal Pengairan, 1986).
Dalam penelitian ini interval irigasi yang digunakan adalah 15 hari dan 10 hari dengan jumlah air setiap irigasi sebesar 50 mm, 40 mm, 30 mm, dan 20 mm. Semua variasi jumlah air dan interval irigasi tersebut akan dibandingkan untuk mendapatkan efisiensi jadwal irigasi terbesar dan penurunan produksi terkecil. Efisiensi irigasi adalah angka perbandingan dari jumlah air irigasi nyata yang terpakai untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman dengan jumlah air yang keluar dari pintu pengambilan (intake). Efisiensi irigasi terdiri atas efisiensi pengaliran yang pada umumnya terjadi di jaringan utama dan efisiensi di jaringan sekunder yaitu dari bangunan pembagi sampai petak sawah. Kehilangan air yang diperhitungkan untuk operasi irigasi meliputi kehilangan air di tingkat tersier, sekunder dan primer. Besarnya masing-masing kehilangan air tersebut dipengaruhi oleh panjang saluran, luas permukaan saluran, keliling basah saluran dan kedudukan air tanah. Efisiensi kehilangan air pada saluran primer, sekunder dan tersier berbeda-beda pada daerah irigasi (Siregar 2014). Pada penelitian ini dibahas mengenai pengolahan air irigasidi petak tersier untuk tanaman kubis, melon, dan tomat. Hasil penggunaan aplikasi Cropwat  berupa pengurangan hasil karena defisit air dan nilai efisiensi jadwal irigasi. Data hasil penelitian terdapat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Hasil simulasi Irigasi pada berbagai tanaman dengan CROPWAT pada lahan bertekstur tanah medium (loam).
Tanaman
Interval
Jumlah air
Pengurangan hasil
Efisiensi jadwal

Irigasi (hari)
setiap irigasi (mm)
karena defisit air (%)
irigasi (%)
Tomat
No irrigation
-
0
-
15
50
0
38.10
40
0
47.6
30
0
63.3
20
0
81.2
10
50
0
31.1
40
0
38.9
30
0
51.8


20
0
74.5
Kubis
No irrigation
-
4.5
-
15
50
0
36.6
40
0
45.7
30
0
61
20
0
80.6
10
50
0
30.8
40
0
38.5
30
0
51.3


20
0
75.5
Melon
No irrigation
-
0
-
15
50
0
30.2
40
0
37.7
30
0
50.3
20
0
71.2
10
50
0
25.3
40
0
31.7
30
0
42.2


20
0
63.4

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa tanaman tomat memiliki kombinasi irigasi terbaik pada interval pemberian air setiap 15 hari sekali dengan jumlah air setiap irigasi sebesar 20 mm. Pada kombinasi tersebut pengurangan hasil produksi yang terjadi sebanyak 0 % dan efisiensi jadwal irigasinya 81.2%.  Tanaman tomat didesain agar ditanam pada tanggal 7 Maret dan dipanen pada tanggal 18 Agustus. Berbeda dengan tomat, tanaman kubis yang didesain untuk ditanam pada tanggal 7 Maret dan dipanen pada tanggal 3 Agustus  memiliki kombinasi terbaik pada interval pemberian irigasi 15 hari dan jumlah air 20 mm. Pada kombinasi tersebut, terjadi penurunan produksi sebesar 0 % dan efisiensi jadwal irigasi sebesar 75.5%. Melon memiliki kombinasi terbaik pada interval pemberian irigasi 15 hari dan jumlah air irigasi 20 mm. Pada kombinasi tersebut, tanaman yang didesain agar ditanam pada tanggal 7 Maret dan dipanenen pada tanggal 12 Juni ini menghasilkan penurunan produksi sebesar 0 % dan efisiensi  irigasi sebesar 71.2 %. Dari ketiga tanaman diatas dapat dilihat bahwa tanaman tomat memiliki efisiensi jadwal irigasi terbaik dengan nilai efisiensi sebesar 81.2% serta pengurangan hasil defisit air 0%.  Beragamnya kombinasi interval hari dan jumlah pemberian air irigasi antar tanaman tersebut akan menyulitkan petani untuk mengairi lahannya. Petakan tersier yang diisi oleh sejumlah tanaman tersebut perlu diseragamkan interval pemberian dan jumlah air irigasinya. Tabel 2 berikut ini menyajikan hasil rata-rata pengurangan hasil panen dan efisiensi irigasi untuk seluruh kombinasi di atas,
Tabel 2 Hasil rata-rata pengurangan produksi dan efisiensi irigasi untuk setiap kombinasi interval
Interval pemberian irigasi (hari)
Jumlah air irigasi (mm)
Pengurangan hasil (%)
Efisiensi jadwal irigasi (%)
15
50
0
34.97
40
0
43.67
30
0
58.20

20
0
77.67
10
50
0
29.07
40
0
36.37
30
0
48.43

20
0
71.13
Berdasarkan hasil rata-rata di atas, diketahui bahwa kombinasi terbaik dihasilkan pada interval pemberian irigasi 15 hari, dengan jumlah air 20 mm. Pada kombinasi ini, rata-rata pengurangan hasil panen yang diperoleh adalah 0 % dan efisiensi jadwal irigasinya 77.67 %. Keseimbangan antara penurunan produksi yang kecil dan efisiensi jadwal irigasi yang besar akan memberikan keuntungan terbesar bagi petani.
Nilai jual dari suatu jenis tanaman yang ditanam dipengaruhi oleh beberapa hal seperti musim tanam, keadaan iklim, dan kebutuhan pasar. Apabila kebutuhan pasar cukup besar atau keadaan iklim yang tidak sesuai dengan pertumbuhan tanaman maka harga jual tanaman akan melambung dan dapat juga mempengaruhi biaya produksi ke depannya. Penentuan pendapatan bersih usaha serta rasio antara pendapatan dan biaya sangat dibutuhkan terutama untuk pihak yang melakukan usaha di bidang pertanian termasuk 3 jenis tanaman (tomat, kubis, dan melon) ini.
SIMPULAN
Kombinasi irigasi tanaman tomat mengalami pengurangan hasil produksi yang terjadi sebanyak 0 % dan efisiensi jadwal irigasinya 51.6 %. Kombinasi irigasi tanaman kentang mengalami penurunan produksi sebesar 0 % dan efisiensi jadwal irigasi sebesar 41.9 %. Kombinasi irigasi tanaman kedelai mengalami penurunan produksi sebesar 0 % dan efisiensi  irigasi sebesar 43.4 %. Kombinasi irigasi tanaman mangga mengalami penurunan produksi sebesar 0 % dan efisiensi jadwal irigasinya 56.6 %. Berdasarkan hal di atas dari keempat tanaman tersebut dapat dilihat bahwa tanaman mangga memiliki efisiensi jadwal irigasi terbaik dengan nilai efisiensi sebesar 56% serta pengurangan hasil defisit air 0%. Beragamnya kombinasi interval hari dan jumlah pemberian air irigasi antar tanaman tersebut akan menyulitkan petani untuk mengairi lahannya. Petakan tersier yang diisi oleh sejumlah tanaman tersebut perlu diseragamkan interval pemberian dan jumlah air irigasinya. Sedangkan untuk nilai jual dari suatu jenis tanaman yang ditanam dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti musim tanam, keadaan iklim, dan kebutuhan pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Departemen Pekerjaan Umum. 1986. Standar Perencanaan Irigasi-Kriteria Perencanaan 04. Jakarta (ID): Departemen Pekerjaan Umum.

Doorenbos, J. and W.O. Pruit. 1984.Crop Water Requirement, Irigation, and Drainase, paper no. 24, Food and Agricultural Organization of United Nation. Rome.

Hermantoro. 2007. KajianPengelolaan Air Irigasidan Penentuan Tanggal Tanam Palawija Menggunakan Software Cropwat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam: Jurnal Agroteknose, Vol, III, No. 2.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 22  Tahun 1982 tentang Irigasi.  Lembaran Negara RI Tahun  1982. Sekretariat Negara. Jakarta.

Siregar, Mustapa Alihasmi dan Ivan Indrawan. 2014. Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi Ujung Gurap untuk Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Pengolahan Air Irigasi. Jurnal Teknik Sipil. Vol. 3 No. 1 : 4.

Komentar